

MAKALAH
FISIOLOGI MANUSIA
Akademi
Analis Kesehatan Nasional Tahun ajaran 2013/2014
Kata Pengantar
Puji
dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah fisiologi
manusia tentang “HATI” dengan baik dan lancar.
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dan mempelajari
struktur, fisiologis dan cara kerja hati. Dalam penyusunan makalah ini, kami
mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
kami dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Kami
menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Sehingga tugas yang sederhana ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat
demi peningkatan mutu pendidikan. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih atas
kesempatan yang diberikan kepada kami. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan semua pihak yang membacanya.
September 2013
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Fisiologi atau ilmu
faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang
biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi"
dipinjam dari bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuna: φύσις, physis, berarti
"asal-usul" atau "hakikat" dan λογία, logia, yang
berarti "kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda",
"fungsi", "kerja".
BAB
2
PEMBAHASAN
B.
Pengertian Hati
Hati (hepar) adalah kelenjar besar berwarna merah gelap terletak di
bagian atas abdomen sisi kanan. Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati,
yang berbentuk silindris dengan panjang beberapa milimeter dan berdiameter 0,8
sampai 2 milimeter. Hati manusia berisi 50.000 sampai 100.000 lobulus. Lobulus
sendiri dibentuk terurama dari banyak lempeng sel hepar. Masing-masing lempeng
hepar tebalnya satu sampai dua sel, dan diantara sel yang berdekatan terdapat
kanakuli biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris di dalam septum
fibrosa yang memisahkan lobulus hati yang berdekatan. (Dorland, 2006; Guyton,
1998)
C.
Fungsi Hati
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh,
merupakan sumber energi tubuh
sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fung hati
yaitu :
1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat
Pembentukan,
perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1 sama lain.Hati
mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen,
mekanisme ini disebut glikogenesis.
Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen
menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen mjd glukosa disebut
glikogenelisis.Karena proses-proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa
dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat
shunt dan terbentuklah pentosa.
Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis
dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis senyawa 3
karbon (3C)yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).
2. Fungsi
hati sebagai metabolisme lemak
Hati tidak
hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :
a.
Senyawa 4 karbon – KETON BODIES
b.
Senyawa 2 karbon – ACTIVE ACETATE (dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol)
c.
Pembentukan cholesterol
d.
Pembentukan dan pemecahan fosfolipid
Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi
dan ekskresi kholesterol.
Dimana serum Cholesterol menjadi
standar pemeriksaan metabolisme lipid.
3. Fungsi hati
sebagai metabolisme protein
Hati
mensintesis banyak macam protein dari asam amino. dengan proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak
dan asam amino.Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari
bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan ∂ - globulin
dan organ utama bagi produksi urea.Urea merupakan end product metabolisme protein.∂ -
globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum
tulang β – globulin hanya
dibentuk di dalam hati.albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000.
4. Fungsi
hati sehubungan dengan pembekuan darah
Hati merupakan organ penting
bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah, misalnya:
membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X. Benda asing menusuk
kena pembuluh darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila ada hubungan
dengan katup jantung – yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin harus isomer
biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan Vit K
dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.
5. Fungsi
hati sebagai metabolisme vitamin
Semua vitamin disimpan di dalam
hati khususnya vitamin A, D, E, K.
6. Fungsi hati
sebagai detoksikasi
Hati adalah pusat detoksikasi
tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi, metilasi,
esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun,
obat over dosis.
7. Fungsi hati
sebagai fagositosis dan imunitas
Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan
berbagai bahan melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga
ikut memproduksi ∂ - globulin sebagai imun livers mechanism.
8. Fungsi
hemodinamik
Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah
hati yang normal ± 1500 cc/ menit atau 1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang
mengalir di dalam a.hepatica ± 25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran
darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh
persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik
matahari, shock.Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran
darah.
D.
Vesica felea
Nama
lain dari vesica felea adalah kantung empedu. Bentuk seperti buah peer terletak
facies viserale hepatis. Bagian-bagiannya fundus, corpus, infundibulum, dan
collum. Dinding meliputi tunika serosa, tunika muscularis, tunika mukosa.
Saluran nya disebut ductus cyticus.
E.
Pankreas
Pankreas
adalah kelenjar exocrine dan endocrine yang memanjang berbentuk seperti pistol
membentang dari lengkung duodenum hingga lien. Bagian-bagian dari Pankreas caput, collum, corpus, cauda. Struktur nya
yaitu:
·
Sebagai
kelenjar exocrine
Struktur
terdiri dari kelenjar-kelenjar acini, dimana pada tiap acinus terdiri dari
sejumlah saluran-saluran kelenjar mulai ductus intercalatus melanjut ke ductus
intralobukaris dan berakhir pada ductus pankreaticus
·
Sebagai
kelenjar endocrine
Terdiri
dari masa kelenjar yang disebut sel-sel pulau Langerhans uang tersebar dalam
masa pancreas
F.
Fungsi Pankreas
Pankreas
berfungsi penting dalam membentuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein .
G.
Penyakit pada hati
Hati akan
merespon berbagai penyakit tersebut dengan meradang, yang disebut hepatitis. Seringkali hepatitis dimulai dengan
reaksi radang patobiokimiawi
yang disebut fibrosis hati, dengan simtoma paraklinis
berupa peningkatan rasio plasma laminin, sebuah glikoprotein yang disekresi
sel
Ito, asam hialuronat dan sejenis aminopeptida yaitu prokolagen tipe III, dan CEA. Fibrosis hati dapat disebabkan oleh
rendahnya rasio plasma HGF, atau karena infeksi viral, seperti hepatitis
B, patogen yang disebabkan oleh infeksi akut sejenis virus DNA yang memiliki fokus
infeksi berupa templat transkripsi yang disebut cccDNA yang termetilasi, atau hepatitis
C, patogen serupa hepatitis B yang disebabkan oleh infeksi virus RNA dengan fokus infeksi berupa metilasi
DNA, terutama melalui mekanisme ekspresi genetik berkas GADD45B, sehingga
mengakibatkan siklus sel hepatosit
H.
Transpalasi Hati
Teknologi transplantasi hati merupakan hasil yang dikembangkan dari
penelitian pada beberapa bidang studi kedokteran. Pada tahun 1953, Billingham, Brent, dan Medawar menemukan bahwa toleransi kimerisme
dapat diinduksi oleh infus sel hematolimfopoietik donor pada
model tikus
Pada tahun 1958
studi canine mengembangkan suatu teori mengenai molekul hepatotrofik
pada portal pembuluh balik pada hati dan
menemukan hormon insulin sebagai faktor
hepatotrofik utama dari beberapa faktor lain yang ada. Pada saat yang hampir bersamaan teori
mengenai transplantasi multiviseral dan hati juga berkembang dari studi imunosupresi yang mempelajari algoritma empiris
dari pengenalan pola dan respon terapis. Pada awal 1960, dibuktikan bahwa canine
dan allograft manusia memiliki toleransi kimersime yang dapat terinduksi
otomatis dengan bantuan imunosupresi, hingga pada akhir 1962 disimpulkan dengan
keliru, bahwa transplantasi melibatkan dua sistem kekebalan yang berbeda.
Konsekuensi kesimpulan tersebut menjadi dogma bahwa tolerogenisitas hati, pada
dasarnya, berbeda, tidak hanya dengan sumsum tulang belakang, tetapi dengan
seluruh organ tubuh yang lain. Kekeliruan ini tidak terkoreksi dengan baik
hingga tahun 1990.
Transplantasi
hati yang pertama dilakukan di Denver pada tahun
1963, keberhasilan
pertama tercatat pada tahun 1967 dengan azatioprina, prednison dan globulin anti-limfoid, oleh Thomas E. Starzl dari Amerika
Serikat, disusul oleh keberhasilan transplantasi sumsum tulang
belakang manusia pada tahun 1968. Rentang waktu antara 1967 hingga 1979 mencatat 84 kali
transplantasi hati pada anak dengan 30% daya tahan hidup hingga 2 tahun.
Perkembangan
studi imunosupresi kemudian memberikan perbaikan dan harapan hidup lebih
panjang bagi pasien, antara lain dengan pergantian azatioprina dengan siklosporina pada tahun
1979, lalu tergantikan dengan takrolimus pada tahun
1989.
Pada tahun
1992, dikembangkan teori mikrokimerisme leukosit donor dengan cakupan
donor dari silsilah berlainan, yang memberikan harapan hidup yang sangat
panjang bagi penerima donor organ, setelah diketahui hubungan antara aspek
imunologis dari transplantasi, infeksi, toleransi
oleh sumsum tulang belakang, neoplasma dan kelainan otoimun, yang disebut
sebagai mekanisme seminal. Respon
kekebalan dan toleransi kekebalan antara organ donor dan tubuh ditemukan
merupakan fungsi dari migrasi dan lokalisasi leukosit. Salah satu temuan adalah aktivasi sistem kekebalan turunan oleh sel NK dan interferon-γ segera setelah
transplantasi selesai dilakukan. Pada model tikus, sel hepatosit
donor ditemukan bersifat sangat antigenik sehingga
memicu respon penolakan, yang dapat dilakukan secara mandiri atau bersama-sama
antara sel T CD4 dan sel T CD8.
Untuk itu
diperlukan terapi imunosupresif yang intensif
sebelum transplantasi dilakukan, yang disebut preparative regimen atau conditioning
untuk mencegah penolakan organ donor oleh sistem kekebalan inang. Terapi
imunosupresif tersebut ditujukan untuk menekan sel T dan sel NK inang guna
memberikan ruang di dalam sumsum tulang belakang untuk
transplantasi sel punca hematopoietik dari organ donor melalui terapi mielosupresif, untuk
keseimbangan repopulasi sel donor dengan sel hasil diferensiasi dari sel punca
inang.
Dewasa ini,
transplantasi hati dilakukan hanya pada saat hati telah memasuki jenjang akhir
suatu penyakit, atau telah terjadi disfungsi akut yang disebut fulminant
hepatic failure. Kasus transplantasi hati pada manusia umumnya disebabkan
oleh sirosis
hati akibat dari hepatitis C kronis, ketergantungan
alkohol, hepatitis otoimun dll.
Teknik umum
yang digunakan adalah transplantasi ortotopik, yaitu
penempatan organ donor pada posisi anatomik yang sama dengan posisi awal organ
sebelumnya. Transplantasi hati berpotensi dapat diterapkan, hanya jika penerima
organ donor tidak memiliki kondisi lain yang memberatkan, seperti kanker metastatis di luar organ hati, ketergantungan
pada obat-obatan atau alkohol. Beberapa ahli berpedoman pada kriteria Milan untuk seleksi pasien transplantasi
hati.
Organ donor,
disebut allograft, biasanya berasal dari manusia lain yang baru saja
meninggal dunia akibat cedera otak traumatik (kadaverik). Teknik transplantasi
lain menggunakan organ manusia yang masih hidup, operasi hepatektomi mengangkat 20%
hati pada segmen Coinaud 2 dan 3 dari orang dewasa untuk didonorkan kepada
seorang anak, pada tahun 1989.
BAB
3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hati merupakan organ yang sangat penting untuk
menetralisir racun dan radikal bebas dari segala macam gangguan dari luar baik
makanan maupun udara karena hati berperan penting dalam proses ekskresi melalui
hati, juga untuk mensintesa karbohidrat dan asam amino, hati juga termasuk
organ yang rentan terhadap penyakit seperti hepatitis yang sangat berbahaya pankreas juga sangat rentan terhadap penyakit
diabetes mililtus karena kadar gula
dalam darah meningkat dan hati juga ikut memicu karena dalam proses
menetralisir racun berkurang.
- Daftar
pustaka
1. Guyton,s.1992.Fisiologi Kedokteran,EGC.Jakarta,Edisi 2
2. Pearcece,1993.Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedik.EGC,Jakarta, Edisi 1